Selasa, 11 Oktober 2011

Depression Days

Berulang kali Sora membentur-benturkan kepalanya ke meja belajar dimana ia sedang duduk tepat di hadapannya.
"Tidak bisa! Tidak bisa! Aku tetap tidak bisa konsentrasi!"
Sora menyerah, kali ini ia sudah merasa tak sanggup lagi. Segala macam usaha sudah ia coba satu per satu, mulai dari membenturkan kepalanya ke tembok, ke meja belajar, ke lemari pakaian, ke pintu, memukulnya dengan apapun yang bisa ia temukan di dalam kamarnya, dengan pensil, tas, handphone, bahkan kamus bahasa inggris tebal kepunyaannya sekalipun tetap tidak mampu menghapus bayang-bayang pengganggu itu dari benak Sora.
"Aigoo, kenapa dengan kepalaku sebenarnya? Kenapa aku serasa tidak bisa mengendalikan kepalaku sendiri?" Sora tak henti-hentinya melakukan tindakan penganiayaan terhadap kepalanya sendiri, "ayolah! Kepala bodoh, berhenti memikirkannya! Kumohon menurutlah kali ini!"
Sora semakin frustasi, ia mengacak-acak rambutnya hingga berantakan tak karuh-karuhan kemudian segera bangkit dari duduknya, "besok aku ada ulangan matematika, kau tahu kan Choi Sora? Karena itu kalau kau tetap memikirkan masalah itu, maka kau akan mengikuti remidial test lagi, kau paham kan?" Sora berbicara pada dirinya sendiri. Sekarang sudah pukul 10:40 p.m di rumah Sora dan ia masih uring-uringan tidak jelas perihal masalah yang baru ia dengar kemarin dari internet.

Super Junior’s Leeteuk and Kang Sora confirmed for ‘We Got Married’

"Ah~~!" Sora mendesah, perutnya tiba-tiba berbunyi sebagai bentuk protes karena belum diisi makanan atau minuman sama sekali sejak tadi siang, "bukan hanya kepalaku tetapi juga perutku tidak mau diajak kompromi."
Sora membuka kenop pintu kamarnya, ia melangkah gontai menuju dapur.
Tenaga yang ia miliki saat ini tidak sampai tersisa setengah, "ahh~ lemasnya!" ia membuka kulkas yang terletak di dekat counter. Sora baru sadar setelah melihat isinya yang begitu memprihatinkan, hanya ada tiga batang wortel, seperempat kilo cabe, beberapa buah tomat merah, dan sebonggol brokoli hijau di sana. Sora membuang napas berat. "Salahku tidak pernah berbelanja bahan makanan," ia kemudian beralih ke rak makanan yang ada di dekat kompor. Sora membuka satu per satu pintu rak itu, namun sungguh naas, ia sama sekali tidak menemukan apapun yang bisa dimakan lantaran ramyeon yang biasa ditaruh di sana telah habis dikonsumsi oleh dirirnya sendiri selama empat hari terakhir.
"Baiklah, ini juga berarti kau harus segera berhenti banyak makan ramyeon, Choi Sora!" ujar Sora makin terdengar lemas.
"Aku bisa makin kurus kalau tidak segera makan," kemudian tiba-tiba Sora teringat akan sesuatu hal.
"Oh iya! Itu kan masih ada!"
Sora berpindah dari dapur ke kamarnya lagi. Ia menggaruk-garuk kepalanya seakan ia sedang berpikir keras untuk mengingat sesuatu, "dimana ya terakhir kali aku meletakkannya?"
Sora membuka tas ranselnya yang tergeletak sembarangan di lantai, "sepertinya di sini, ahha~ ini dia!" ia mengeluarkan sebuah benda kecil berbentuk persegi panjang, ya sebungkus chocolate bar yang dulu diberikan Kyuhyun untuknya. Sora memang sengaja menyimpannya dan tidak memakannya waktu itu. Ia tahu bahwa saat-saat sulit seperti ini pasti akan datang, dan ia sungguh sangat bersyukur karena keputusannya untuk tidak segera memakan chocolate bar itu adalah tepat.
"Cho Kyuhyun, terima kasih! Kau benar-benar sangat membantu," Sora bergumam seraya membuka kemasan chocolate bar itu lalu memasukkannya ke dalam mulutnya dengan lahap, "ini merupakan coklat terenak yang pernah aku rasakan seumur hidupku," katanya terharu.
Sora menjilati sekitar mulutnya yang belepotan dengan coklat. Tak butuh waktu lama bagi orang starving seperti Sora untuk segera menghabiskan sebungkus chocolate bar.
Sora tidak membuang kemasan chocolate bar itu, melainkan menyimpannya ke dalam laci meja belajarnya. Ia tersenyum simpul, namun sesaat kemudian senyuman itu menguap ke udara bebas tak berbekas.
"Ahh~~ iya aku belum belajar! Besok ada ulangan pada jam pertama! Bagaimana ini?" Sora mulai kebakaran jenggot, malam semakin larut dan ia sama sekali belum mencoba latihan mengerjakan satu pun soal matematika. Walaupun ia sudah mengganjal perutnya, namun ia masih merasa kelaparan, dan masalah siang tadi tiba-tiba kembali menghantui batin Sora. Lengkaplah tekanan batin yang dialami Sora kali ini.
"Aku tak sanggup lagi!" Sora mematikan lampu kamarnya. Ia menyerah kemudian segera melompat ke atas kasur empuknya di sisi ruangan kamar.
 "Persetan dengan ulangan besok! Aku juga tidak peduli dengan mereka! Biarkan saja mereka melakukan apa yang mereka mau lakukan! Dan perutku ini, ahh~ besok saja akan kuberi makan."
Mungkin memang istirahat lah satu-satunya hal yang paling dibutuhkan oleh Sora, dalam keadaan seperti saat ini memang sangat tidak memungkinkan baginya untuk belajar meresapi ilmu hitung-hitungan yang merupakan musuh bebuyutannya sejak Sekolah Dasar.
*****
Pagi ini Sora terbangun dengan kantong mata yang terlihat sangat jelas di wajahnya. Namun ia sama sekali tak menghiraukannya, ia segera bangkit dari kasur tanpa merapihkannya kembali. Sora berjalan gontai menuju kamar mandi, sepertinya jam tidurnya telah terpangkas oleh kebiasaan bergadangnya yang bisa sampai larut malam.
Sora melihat pantulan dirinya yang sungguh mengenaskan di cermin yang ada di kamar mandi, ia lalu mencuci mukanya dengan facial foam. Ia menggosok giginya dengan kilat kemudia beralih ke shower yang telah menantinya. "Pastikan kau tidak kehabisan sabun lagi, Choi Sora!" peringat Sora pada dirinya sendiri.
Setelah selesai membersihkan diri, Sora segera mengganti pakaiannya dengan seragam sekolahnya, ia memilah-milah buku yang akan ia perlukan di sekolah hari ini kemudian mengepaknya menjadi satu ke dalam tas ranselnya.
"Hari ini pelajarannya Matematika, Fisika, Sastra Korea, dan terakhir Kimia... Ahh~~ tidak pernah kah sekali saja aku terbebas dari pelajaran-pelajaran ini?" keluh Sora tak berarti. Ia segera keluar dari kamarnya, langsung bergegas ke garasi untuk mengambil sepeda gunung Donghae yang tempo hari ia pinjam.
Sora tinggal bersama kakek dan neneknya, dan untuk beberapa hari ini mereka sedang berada di luar kota sehingga Sora tinggal di rumah sendirian. Jika tidak ada kakek dan nenek Sora, maka tak akan ada yang mengurusi Sora dan rumahnya. Wajar saja, sejak kecil Sora paling tidak bisa yang namanya megerjakan pekerjaan rumah. Lagi pula ia selalu dilarang oleh neneknya untuk mengerjakan pekerjaan rumah karena takut kalau ia hanya akan mengacaukan segalanya yang sudah tertata dengan rapi.
Sora menuntun sepeda kepunyaan Donghae itu keluar dari garasi, sepeda itu berwarna ungu.Sora berpikir bahwa sepeda ini mungkin adalah kepunyaan Goo Hyeri yang Donghae pinjam atau kemungkinan keduanya adalah Donghae hendak memberikan sepeda ini untuk Hyeri sebagai kado atau mungkin juga kemungkinan ketiga bahwa sepeda ini adalah pemberian dari seorang fan. Berarti peluangnya ada satu per tiga. "Tunggu dulu! Kenapa aku jadi memikirkan peluang?" tanpa sadar Sora baru saja mengaitkan suatu kejadian dengan bab matematika yang akan menjadi tema ulangannya hari ini.
Sora tak mau berpikir terlalu lama, ia segera menaiki sepeda itu begitu sampai di luar pelataran rumahnya.
*****
Sora tidak membawa sepeda itu ke sekolah kali ini, ia membawa sepeda itu ke tempat yang semestinya ia berada.
"Jadi di sinilah kau sekarang, Choi Sora! Masih sama seperti beberapa hari yang lalu," Sora menuntun sepeda Donghae memasuki basement gedung Sharp Star City tower C.
"Annyeonghaseiyo ahjussi," sapa Sora pada panjaga yang juga ia temui tempo hari ketika ia berkunjung untuk numpang mandi di sini.
"Oh, kau datang lagi....," pria itu nampaknya lupa nama Sora, ia terlihat sedang mengingat-ingat.
"Choi Sora!"
"Ahh~ iya, Choi Sora-ssi!" pria itu memperhatikan benda yang ada di samping Sora, "apa anda ingin saya membawa sepeda itu ke ruangan mereka?"
"Anniyo ahjussi! Terima kasih atas niat baikmu, tapi aku rasa aku saja yang mengantar sepeda ini ke atas," tolak Sora dengan halus, "tidak apa-apa kan?".
"Apa anda yakin, Sora-ssi?"
"Iya, tentu saja, ahjussi! Senang bertemu denganmu lagi, ahjussi," ujar Sora sambil melangkah menuju elevator.
Di dalam elevator, Sora kembali memencet tombol yang ada di sana. Namun kali ini sedikit berbeda, ia tidak lagi memencet angka sebelas melainkan angka dua belas.
"Lebih baik aku langsung ke apartment Donghae oppa!" tukas Sora.
*****
Sora sampai di lantai dua belas, ia menyusuri lorong dengan berbagai pintu di sepanjang dinding lorong.
"Kalau tidak salah yang ini," Sora sampai di depan sebuah pintu yang ia yakini merupakan pintu apartment member Super Junior yang lain, selain yang ada di lantai sebelas.
Sora memencet bel sekali dua kali, "aku harap ia tidak marah padaku."
Seseorang membuka pintu, "Oh! Sora-ya! Kenapa kau kemari?" tanyanya sambil memegang sebungkus makanan ringan, "pacarmu kan tinggal di lantai sebelas bukan dua belas!"
"Shindong oppa!" teriak Sora, "kenapa memangnya kalau aku kemari, huh? Aku tidak lupa ingatan, oppa! Lagi pula aku kan tidak perlu selalu ada urusan dengan 'dia' untuk datang kemari?"
"Iya, baiklah baik! Lalu ada urusan apa kau kemari?" Shindong melihat benda yang di sebelah Sora, "dan ini...untuk apa kau membawa sepeda ini kemari?"
"Emmm, apa Donghae oppa ada di dalam?"
"Ada, masuklah!" Shindong mempersilahkan Sora untuk masuk ke dalam apartment, "dan sepeda itu tidak bisakah kau tinggalkan di luar saja?"
"Tidak bisa!"
Shindong memanggil Donghae yang sedang berada di dalam kamarnya dan Lee Teuk, "Donghae-ya! Kau dicari Sora."
"Eh? Sora? Sora siapa yang kau maksud?" tanya Lee Teuk yang saat itu juga sedang berada di dalam kamar yang ia bagi bersama Donghae.
"Choi Sora! Pacarnya Kyuhyun. Memangnya Kang Sora mungkin kesini apa, hyung?"
"Tumben sekali," Donghae melangkah keluar dari kamar, meninggalkan Shindong bersama Lee Teuk, "annyeong Sora-ya!"
"Annyeong, oppa!"
"Ada perlu apa mencariku? Tidak biasanya sekali."
"Ahh~ aku mau mengembalikan itu," Sora menunjuk sebuah sepeda yang tadi ia letakkan di dekat pintu.
"Sepedaku?!"
"Maaf aku meminjamnya tanpa ijin dulu darimu, oppa," sesal Sora, "sebenarnya waktu itu 'dia' yang membrikan sepeda itu padaku agar aku tidak telat pergi ke sekolah."
"Ya sudahlah tidak apa-apa! Aku juga sudah mendengarnya dari Kyuhyun."
"Benarkah?"
"Sebenarnya aku mau menggunakan sepeda itu untuk berkencan dengan Hyeri, tapi kau boleh memilikinya kok kalau mau?" tawar Donghae.
"Ahhh~ tidak usah, Donghae oppa! Aku benar-benar merasa tidak enak karena aku telah merusak rencanamu."
"Sudahlah! Santai saja!"
Sora bernapas lega sekarang, "maaf sekali lagi oppa!"
"Sudah lupakan saja!"
Lee Teuk keluar dari kamarnya menuju tempat Donghae dan Sora berada, "Sora-ya, annyeong!"
"Oh, Lee Teuk oppa! Annyeong!"
"Bagaimana kabarmu?" tanya Lee Teuk.
"Baik! Oppa?"
"Aku juga baik," Lee Teuk tersenyum, "kau sudah tahu?"
Sora menatap Lee Teuk dengan sedikit bingung, "apa?"
"Dia kan mengikuti We Got Married bersama Kang Sora, Sora-ya," ucap Donghae tanpa diminta, "kalian memiliki nama yang sama," tambahnya.
Kenapa di saat seperti ini ia harus mengingatkan Sora lagi sih? Butuh waktu semalaman untuk Sora melupakan berita yang sedang santer beredar di kalangan para ELF itu.
"Ooo, aku sudah dengar kok!" kata Sora lemas.
"Benarkah? Bagaimana menurutmu Sora-ya?" tanya Lee Teuk antusias.
Apa pria satu ini sama sekali tidak bisa membaca air muka Sora yang berubah drastis? Bisa-bisanya ia menanyai Sora dengan begitu antusias.
"Aku turut bahagia atas pernikahanmu, oppa!" Sora tersenyum masam.
"Aigoo, sepertinya Sora kita yang satu ini kurang terlalu suka, ya?" goda Donghae.
"Apa benar begitu?" tanya Lee Teuk.
"Ahh~~ tidak kok oppa!" Sora mengelak, "aku bukannya tidak suka tetapi aku hanya merasa aneh saja karena kami memiliki nama yang sama."
"Begitu, ya?" Lee Teuk mengangguk-angguk, "lalu apa menurutmu kami adalah pasangan yang serasi?"
"Yah dari episode pertama yang aku tonton kemarin malam sih, menurutku masih belum kelihatan," Lee Teuk cemberut, "aku baru bisa berkomentar setelah episode selanjutnya ditayangkan di TV," ujar Sora lagi.
"Baiklah! Nanti kau harus memberi tahu oppa bagaimana pendapatmu, arrachi?"
"Kenapa begitu?"
"Dengar ya, Choi Sora! Leader kita yang satu ini selalu menanyai setiap orang yang ia temui mengenai chemistry yang terbentuk di antara dia dan Kang Sora," kata Donghae, "jadi turuti saja apa omongannya! Nampaknya ia begitu bahagia karena sudah menikah," tambah Donghae.
"Ahh~ aku paham oppa!" kata Sora seraya mengangguk, "ngomong-ngomong, bagaimana perasaan oppa?" tanya Sora pada Lee Teuk, "kenapa kalian mengatakan 'senang berjumpa denganmu' berkali-kali pada episode pertama?"
"Emmm, itu karena kami berdua terlalu gugup, dan suasananya begitu kaku. Maklum saja, itu adalah pertemuan kedua kami, dulu sewaktu pertemuan pertama kami di Strong Heart aku tidak sempat menyapa atau bahkan berbincang-bincang dengannya," jawab Lee Teuk, "jujur aku sangat senang karena dia yang menjadi 'istri'ku sekarang."
"Dia bahkan menggosok giginya berulang kali dan menyemprotkan parfum armani kepunyaan Siwon sekitar tiga kali saking gugupnya," timpal Donghae sambil tertawa terbahak-bahak.
Lee Teuk tertawa garing, diikuti oleh Sora yang hanya mrenges kaku, merasa tak mampu menemukan bagian lucunya dimana sehingga bisa membuat Donghae tertawa sampai terbahak-bahak.
"Sora-ya, kau tidak berangkat ke sekolah? Ini sudah jam setengah tujuh loh!" ujar Shindong yang baru keluar dari kamar Lee Teuk dan Donghae, masih dengan sebungkus makanan ringan dalam genggamannya.
"Ahh~ iya!" Soar menepuk jidatnya lumayan kencang, "oppa, aku harus segera pergi, kapan-kapan aku akan mapir lagi!" Sora bersiap untuk angkat kaki.
"Apa kau butuh sepedaku? Kau boleh membawanya," tawar Donghae.
"Tidak! Terima kasih!" Sora menggeleng cepat, "aku bertujuan mengembalikannya kemari pagi ini, bukan untuk memintanya."
"Yasudah, hati-hati di jalan ya, Sora-ya!" peringat Donghae.
"Jangan lupa mampir lagi, Sora-ya!" kata Shindong.
"Jangan lupa nonton WGM episode Lee Teuk-Kang Sora!!" teriak Lee Teuk saat Sora sudah berada di ambang pintu, "baiklah, ahjussi! Aku tak akan lupa!" teriak Sora.
*****
Sora berlari dengan kencang menuju halte bus terdekat dengan gedung Sharp Star City. Ada dua buah bus yang ada di sana, satunya berwarna hijau dan yang lainnya berwarna kuning.
Di Korea ada empat macam bus dengan warna berbeda yang biasa beroperasi.
Yang pertama adalah bus yang berwarna biru untuk melayani jalan-jalan utama jarak jauh. Kedua bus warna hijau untuk melayani  rute-rute antara stasiun bawah tanah dan daerah-daerah pemukiman terdekat. Ketiga bus warna merah melayani rute-rute antara pusat kota dengan kota pusat bisnis utama lainnya. Dan yang terakhir adalah bus warna kuning melayani jalan-jalan lingkar di pusat kota atau pusat-pusat bisnis kecil.
Sora segera naik ke dalam bus warna hijau yang ada di halte itu, "untunglah masih sempat," Sora menghela napas lega.
Sora menggesekkan kartu transportasi serbaguna yang ia punya pada mesin yang ada di sebelah pak supir, sehingga ia tidak perlu membayar dengan uang pas. Kartu transportasi itu memudahkan para penduduk Korea jika ingin menaiki kendaraan umum seperti subway atau bus. Kartu transportasi tersebut juga dapat diisi ulang setiap saat.
Sora segera mengambil tempat duduk paling belakang. Bus itu segera membawanya melaju ke sekolah tempat dimana ia menuntut ilmu setiap hari.
*****
"Maaf, apa Choi Sora ada di sini?" tanya seorang siswi pada salah seorang murid XI-7.
"Belum datang."
"Oh! Nanti kalau dia sudah datang, bilang saja aku mencarinya."
"Kenapa kau mencariku, Han Shi Kyo-ssi?" tanya Sora yang baru tiba di depan pintu kelasnya.
"Yaaaa~! Choi Sora!" teriak siswi yang tenyata bernama Han Shi Kyo itu.
"Ya~! Jangan berteriak!" Sora membekap mulut Shi Kyo, "apa kau mau membuatku tuli seketika, huh?"
"Ahh~ Sora-ssi! Kau sudah tahu kan?"
"Perihal apa?" Sora ngeloyor masuk ke dalam ruang kelasnya, ia menaruh tas ranselnya di atas bangku.
"Sora-ya, annyeong! Kau sudah kerjakan PR fisika?" seorang siswi menyapanya.
"Oh, annyeong Seon Yoo Jin-ssi! Belum! Nanti saja pinjam punyanya Jang MaRi," Sora kembali ke depan pintu kelasnya di mana Shi Kyo sedang menunggunya di sana.
"Ada apa sih?"
Shi Kyo menarik lengan Sora dengan segera, "aku mau cerita!" suaranya serak, matanya berkaca-kaca, nampaknya sebentar lagi gadis ini akan segera menangis di depan Sora.
"Yaaa~ kau kenapa?"
"Kau tahu kan, Lee Si Young?"
"Lee Si Young?" ulang Sora, "kalau tidak salah, dia aktris yang bermain di Poseidon bersama Siwon, benar bukan?"
"Emmm," Shi Kyo mengangguk, air matanya sudah melai turun membentuk sungai kecil di pipinya, "lihat ini!" ia menyerahkan ponselnya pada Sora.
"Ige mwoya?" teriak Sora cukup kencang sesaat setelah melihat apa yang terpampang di layar ponsel sahabatnya itu.
Foto Siwon yang berdegan topless dalam salah satu scene Poseidon dan ada Lee Si Young yang tidur di sebelahnya bahkan naik dan menginjak punggungnya. Dan kelihatannya Siwon begitu menikmatinya.
"Andweeee~!"
"Choi Sora-ssi! Jangan berteriak-teriak! Bising tahu!" kata teman satu kelas Sora.
"Aku depresi!" kata itu terlontar begitu saja dari mulut Sora dengan lemas. Pandangan matanya menjadi kosong seketika saking shocked-nya dia dibuat oleh foto itu.
"Dan aku patah hati," ujar Shi Kyo sambil terisak.
"Ya Tuhan! Aku tidak percaya mataku!" kata Sora, "itu tidak mungkin Choi Siwon kan?"
Shi Kyo menggeleng dengan sangat berat.
"Andweeee~!! Kuda jantan! Wae??"
Raga Sora benar-benar tidak bisa digerakkan lagi, detik ini batinnya telah lumpuh seketika.
*****
"Donghae-ssi, kenapa kau kemari?"
"Aku merindukanmu, tidak boleh aku kemari?" jawab Donghae dari atas sepeda gunung warna ungunya.
"Sepeda ini punyamu?" tanya Hyeri.
"Iya, bagus kan?"
"Tapi..."
"Kenapa?"
"Ini sama dengan sepedanya Sora kemarin, atau hanya perasaanku saja?"
"Ahh~~ itu ceritanya agak panjang!" Donghae menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.
"Jadi ini sepeda Sora?"
"Aniyo~!" Donghae langsung mengelak, "tempo hari Sora meminjamnya," jelasnya.
"Oh ya?" Hyeri memincingkan matanya ke arah Donghae.
"Yaaa~ Go Hyeri! Kau tidak percaya padaku?" tuntut Donghae.
"Percaya kok! Aku percaya, hanya saja kau tidak terlalu menyakinkan, Lee Donghae-ssi!"
"Apa? Tidak menyakinkan?"
"Emmm, kau harus membuktikannya!" ujar Hyeri menantang.
"Apa? Bagaimana? Akan aku buktikan!"
"Antarkan aku ke sekolah hari ini!" pinta Hyeri, "menggunakan sepeda ini."
Donghae berpikir sejenak, mana mungkin ia pergi ke sekolah Hyeri tanpa menggunakan penyamaran? Bisa gawat kalau sampai ada yang tahu bahwa ia itu adalah member boyband terkenal seperti Super Junior. Terlebih lagi, Donghae khawatir kalau akan ada fans yang melukai Hyeri bila sampai mereka mengetahui hubungannya dengan Hyeri.
"Baiklah! Mokpo akan lakukan!" Donghae mengangguk dengan pasti, "tapi, apa kau punya masker, topi, dan kaca mata? Aku butuh low profile, Hyeri-ssi!"
"Ahh~ aku tidak punya! Sayang sekali ya! Aku tadi hanya bercanda kok, Donghae-ssi," Hyeri menyengir lebar.
"Yaaa~ Kau..?!?"
~~~~~~

0 komentar:

Posting Komentar

☆Created Couples

☆Created Couples
Chocolates♥Chronicles♥Miracles

☆Chronicles Couple

☆Chronicles Couple
Choi Siwon ♥ Cho Kyu Hyun

☆Other Couples

☆Other Couples
another world of Choi Sora's life

☆Uri Chingu

☆Uri Chingu
Choi Sora's Friends