Jumat, 28 Oktober 2011

Dark Blue Tennessee

He said, "I got me a nice new apartment
In a city, wouldn't you have hated that?
I'm getting by with a broken heart you left me with."
He hangs up the phone and she whispers back,

Missing you like this is such sweet sorrow
Won't you come back to me?
I'll be here, today and here tomorrow
In dark blue Tennessee

He was lying when he said he moved to L.A.
He's just hiding out on the other side of town
With his head in his hands and she's just 7 miles away
He's staring out the window and puts her picture down saying,

Missing you like this is such sweet sorrow
Won't you come back to me?
I'll be here, today and here tomorrow
In dark blue Tennessee

She almost called him on the night that he wrote
These simple words on his goodbye note

Missing you like this is such sweet sorrow
Won't you come back to me?
I'll be here, today and here tomorrow
In dark blue Tennessee

In dark blue Tennessee
---
 Pria itu berdiri tepat di samping beranda jendela kamarnya.
Matanya begitu sendu, ia menatap lurus keluar jendela dengan tatapan kosong.
Entah hal apa yang saat ini tengah bercokol di dalam benakknya.
Hanya Tuhan dan dirinya sendiri yang tahu.
"Tok... Tok... Tok..." terdengar suara pintu kamar yang diketuk, mengalihkan pandangan pria tampan itu.
"Min Woo-ya!" panggil suara lembut seorang wanita dari luar kamar, "keluarlah sebentar! Ada telefon untukmu."
Pria yang ternyata bernama Min Woo itu beranjak dari tempatnya dengan enggan, lengannya yang nampak kuat meraih kenop pintu kemudian membukanya seolah dengan tenaga yang tersisa dalam tubuhnya hanya secuil.
"Bilang saja aku tidak ada, mom!"
"Sudah terlanjur mom suruh menunggu," wanita berperawakan lemah lembut itu menarik lengan Min Woo mendekati anak tangga yang menghubungkan lantai dua di rumah mereka dengan lantai satu, "cepatlah sedikit! Kasihan dia sudah menelfon selama 5 kali dalam sepuluh menit terakhir."
"Siapa memangnya yang menelfon?"
---
"Hallo~ Min Woo di sini, siapa ya?"
"Hi, ini aku Amethyst! Apa kau ada waktu? Aku ingin bertemu."
"Maaf aku sedang sibuk saat ini! Bertemunya lain kali saja," Min Woo nyaris saja meutup sambungan telefonnya.
"Tunggu, jangan putus sambungannya dulu! Aku mohon~ sekali ini saja?" pinta suara gadis di seberang sana.
"Tadi kan sudah kubilang aku tida-"
"Aku menunggumu di tempat biasanya, aku akan menunggu sampai kau benar-benar datang."
"Aku tidak ma-" terlambat! Sebelum Min Woo berhasil menyelesaikan kata-katanya gadis bernama Amethyst itu sudah terlanjur memutus sambungan telefon, "kenapa sudah dimatikan, huh?"
Min Woo merasakan kebimbangan merasuk kedalam relung jiwanya, haruskah ia pergi menemui gadis itu? Atau tetap tinggal di rumah saja dan mengabaikan permintaan gadis yang tak pernah lekang dari benak Min Woo itu?
---
Gadis itu berdiri di sana, tepat di bawah lampu-lampu berwarna biru itu.
Biarpun sudah berulang kali ia menapakkan kaki di tempat favoritnya itu, namun matanya tetap tak henti-hentinya mengagumi keindahan yang disuguhkan di hadapannya.
Sesaat ia bisa mendapatkan sebuah ketenangan yang jarang ia peroleh di tempat ia tinggal, Tennessee.
Tennessee merupakan sebuah negara bagian Amerika Serikat. Negara bagian ini terletak di bagian tengah. Pada tahun 2008, negara bagian ini memiliki jumlah penduduk sebesar 6.214.888 jiwa dan memiliki luas wilayah 109.247 km². Ibu kotanya adalah Nashville.
Negara bagian ini memiliki angka kepadatan penduduk sebesar 53,29 jiwa/km².
Gadis itu dengan cemas menengok arloji yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Apakah ia akan datang kali ini?"
Tak berapa lama silhouette seorang pria mulai terlihat dari kejauhan.
Amethyst setengah yakin bahwa itu adalah seseorang yang sudah ia tunggu sejak tadi, ia benar-benar berharap denga seluruh jiwanya bahwa Min Woo akan datang menemuinya.
"Kenapa kau masih menungguku? Aku kan sudah bilang kalau aku tidak akan datang," kata pria itu seraya mendekat.
"Akhirnya kau datang juga," Amethyst tersenyum, "karena aku penasaran apakah kau akan datang atau tidak?"
"Dan ternyata aku memang datang, lalu apa sekarang?" Min Woo memasukkan kedua tangannya kedalam saku celana, "kenapa kau meminta bertemu lagi?"
Air muka Amethyst langsung berubah 360 derajat.
"Aku ingin mengembalikan ini," Amethyst mengulurkan sebuah tas plastik berukuran sedang.
"Apa ini?"
"Kau sudah mengakhiri hubungan kita, jadi aku ingin kau mengambil semua barang yang pernah kau berikan padaku," Amethyst berusaha membuat suaranya agar terdengar senormal mungkin walau memang terdengar sedikit serak menahan air mata.
Min Woo membeku, tidak tahu harus berujar apa pada gadis yang pernah mengisi ruangan khusus di hatinya itu.
"Jadi kapan kau akan pindah ke L.A?" Amethyst memecah keheningan singkat yang menyelimuti mereka berdua.
Min Woo seakan tersentak kaget dengan pertanyaan yang baru terlontar dari mulut Amethyst, ia tak pernah membayang bahwa gadis itu akan berani menanyakan pertanyaan itu dalam kurun dekat.
"Aku masih harus berkemas, aku rasa secepatnya," jawab Min Woo seadanya.
"Emm, begitu ya?!" Amethyst mengangguk-angguk tak tahu harus bersikap bagaimana dengan keadaan mereka berdua saat ini.
"Kalau kau sudah tidak ada yang ingin dikatakan maka aku akan pergi," ucap Min Woo nyaris beranjak.
Amethyst ingin sekali meraih lengan Min Woo dan mencegahnya untuk pergi. Haruskah secepat itu ia meninggalkannya?
Namun Amethyst tidak bisa melakukannya, otaknya menolak apa yang hati kecilnya katakan.
Mata gelapnya mulai berair, sekali lagi Granula lavernalisnya tidak bisa diajak kompromi untuk tidak menghasilkan cairan bening bernama air mata itu.
Amethyst menangis dalam diam, memandang kepergian Min Woo yang sama sekali tidak memandang ke belakang, pria itu hanya terus berjalan lurus kian menjauh dari Amethyst.
Min Woo bahkan tidak mengatakan salam perpisahan walau barang sepatah dua patah kata.
Hal itu justru membuat Amethyst makin terpuruk.
Gadis itu sadar betul bahwa keputusan mereka berpisah tidaklah semata-mata diambil oleh Min Woo secara sepihak, melainkan dirinya juga turut andil.
Min Woo merasa lelah, baik Min Woo maupun Amethyst merasa tak sanggup menjalani Long Distance Relationship apabila Min Woo sudah pindah ke Los Angeles nanti.
Entah atas dasar apa Min Woo memutuskan untuk pindah ke Los Angeles, nampaknya hal itu masih berupa misteri yang tak bisa dipecahkan oleh Amethyst walau ia sudah berpikir dengan keras belakangan ini.
---
Min Woo melihat kalender yang terletak di atas meja belajarnya, sebuah tanggal pada hari senin telah dilingkari menggunakan pulpen merah.
"Deadlinenya sebentar lagi," desah Min Woo pelan.
Ia mengambil foto seorang gadis berdarah Korea-Amerika yang terbingkai rapi dari dalam laci meja belajarnya.
Ia membawa foto itu mendekati jendela, kemudian menelangkupkan kepalanya diatas tangannya seraya memegang foto itu.
"Merindukanmu seperti ini bagaikan kesedihan yang manis, tidak akan kah kau kembali padaku?"
Sudah seminggu Min Woo tidak mengabari Amethyst semenjak terakhir kali ia menemuinya, gadis itu pun juga tidak menelfon semenjak saat itu.
Mata coklat Min Woo menatap ke warna magenta yang bercampur biru di langit senja yang luas, "aku akan tetap di sini hari ini, dan di sini pula esok hari, in dark blue Tennessee."
Sepasang mata itu benar-benar mengisyaratkan kepedihan yang luar biasa dalam kali ini.
---
Min Woo memutuskan untuk menelpon Amethyst, "mungkin untuk yang terakhir kalinya?" ia tidak bisa lagi menahan perasaan rindu yang membuncah memenuhi tiap rongga dalam dadanya.
"Hallo~"
"Hi~! Ini aku."
"Min Woo?" suara di seberang seakan tercekat kaget namun sekaligus senang.
"Emmm, bagaimana kabarmu?"
"Ba- baik! Kau?"
"Emmm~"
"Ada masalah apa kau menelfon?"
Min Woo menggeleng, "aku hanya ingin mengatakan bahwa aku mendapatkan sebuah apartment baru yang bagus di kota. Tidakkah kau membenci hal itu?"
Suara di seberang tidak membalas apa-apa.
Min Woo melanjutkan, "aku juga mem-"
"Aku sudah mulai melanjutkan hidup dengan hati yang hancur setelah kau tinggalkan," sela Amethyst sebelum Min Woo berhasil merangkai kalimatnya sampai akhir.
Belum sempat Min Woo mengucapkan sepatah kata, Amethyst sudah menutup sambungan telefonnya.
Min Woo tercengang kaget bukan main dengan tindakan Amethyst barusan.
Matanya menjadi sendu lagi.
Setelah menutup telefon, Amethyst berbisik pada dirinya sendiri, "merindukanmu bagaikan kesedihan yang manis. Tak akankah kau kembali padaku? Aku akan tetap di sini hari ini, dan di sini pula esok hari. In dark blue Tennessee."
---
"Tretttt... Tretttt... Tretttt..." seseorang memencet bell rumah yang di atas pintu rumah sederahna bergaya Eropa yang terletak di daerah Nashville, Tennessee itu.
"Tunggu sebentar!" seorang gadis membuka pintu, "ada yang bisa aku bantu?" tanyanya ramah.
"Bisakah aku bertemu dengan nona Amethyst Choi?"
"Iya, aku Amethyst. Ada perlu apa?"
"Perkenalkan aku kakaknya Kang Min Woo namaku Kang Sora, aku hanya ingin menyerahkan ini padamu," wanita itu menjulurkan sebuah amplop berwarna biru gelap kepada Amethyst.
"Apa ini?"
"Kau akan tahu setelah membukanya," wanita yang baru diketahui sebagai kakak Min Woo itu tersenyum sebelum ia beranjak dari depan rumahnya Amethyst, "kau benar-benar mirip seperti apa yang diceritakan oleh Min Woo selama ini."
"Eh? Maaf Kang Sora-ssi, bagaimana ka-" Amethyst terlambat, Sora terlanjur pergi meninggalkan rumahnya.
Amethyst hanya bisa menimang-nimang amplop berbau bunga lavender di tangannya itu, kira-kira apakah Min Woo yang mangirimnya?
Amethyst membuka amplop itu dengan sangat hati-hati, bahkan tangannya sampai gemetaran.

-dearest Amethyst- 

Bagaimana keadaanmu, huh?
Aku harap kau baik-baik saja.
Aku ingin membuat beberapa pengakuan padamu,
sejujurnya aku telah berbohong padamu ketika aku bilang bahwa aku akan pindah ke L.A,
aku hanya bersembunyi di sisi lain dari kota ini.
Tahukah kau betapa ku merindukanmu setengah mati?
Kau tidak pernah meninggalkan kepalaku dan relung hatiku walau barang sedetik.
Kau senang mendengarnya? Tidak? Baiklah, tak apa.
Apakah menurutmu kau bodoh kalau menganggapku berada di L.A sementara kenyataannya aku hanya 7 mil jauhnya darimu?
Tidak! Tentu kau tidak bodoh!
Sungguh, aku tidak ingin menyakiti perasaanmu.
Aku hanya ingin melihatmu melanjutkan hidupmu dan terus berusaha menggapai cita-citamu walau tanpa aku di sampingmu.
Aku tidak ingin melihatmu menangisiku yang sedang sekarat melawan kanker.
Kau kaget?
Iya, aku memang sakit. Aku tahu bahwa aku mengidap penyakit ini belum lama, sehingga aku sadar bahwa hidupku tidaklah lama dan aku harus merelakanmu pergi.
Maaf aku telah membuat hatimu hancur berkeping-keping.
Mungkin aku sudah tidak bisa menemuimu lagi di tempat biasanya.
Kalau saja ini hanya masalah jarak L.A-T.N maka aku tidak akan mempermasalahkannya.
Tetepi ini beda, mungkin ketika kau sedang menangis membaca surat ini, aku juga sedang menangis melihatmu namun bukan di bumi melainkan di alam lain.
Kumohon lanjutkan hidupmu!
Aku akan selalu ada di sini kemarin, di sini untuk hari ini, dan di sini pula esok hari.
In dark blue Tennessee.

-with love, Min Woo Kang-

Untuk kesekian kalinya Glandula Lavernalis Amethyst tidak bisa diajak berkompromi, ia hanya bisa membekap mulutnya kemudian merengkuh surat yang basah karena air mata itu ke dalam dekapannya.
Di negara bagian itulah Amethyst mengenang sosok Min Woo yang telah pergi mendahuluinya dan mungkin juga sedang mengawasinya dari surga.
Tempat yang tidak akan pernah ia lupakan, di mana ia menghabiskan masa-masanya bersama pria yang juga tidak akan pernah ia lupakan dalam perjalanan hidupnya.

In Dark Blue Tennessee, THE END.

---

A/AN : Yeayyy~ i just finished wrote this short fan-ficition, i wrote this since probably 4 hours ago XD *alhamdulillah kemajuan banget* anyway, do you guys like this new pairing? Kang Min Woo is a fiction korean guy created by me :D nyahahah~ i just experimented this pairing Amethyst-Kang Min Woo *Marcus Cho mencak-mencak* wkwkwk how do you think?
tbh, i downloaded my twin's song this evening and suddenly i got inspired by her song ^^v i just could feel the sadness of the song, dude ;_____; but i couldn't cry *like usual* i'm not even so sure if my Glandula Lavernalis is broken XD lol
Hhhhh~ actually i still have three more tests for tomorrow ;A; but okay, yeahhhh~ tomorrow is gonna be the last day of middle test this semster yeay~ *dancing around the room* please do leave a comment below~ ^^ kamsahamnida~ *ngacir ke L.A* #eh #plak *bow* (._____.)v
credit : Song called "In Dark Blue Tennessee" belongs to my beautiful-eternal-twin also a popular country singer from T.N USA, who else this could be??? Definitely this goes to Taylor Swift *dikeroyok Swiftiest sedunia* wkwkwkwk ^^v

0 komentar:

Posting Komentar

☆Created Couples

☆Created Couples
Chocolates♥Chronicles♥Miracles

☆Chronicles Couple

☆Chronicles Couple
Choi Siwon ♥ Cho Kyu Hyun

☆Other Couples

☆Other Couples
another world of Choi Sora's life

☆Uri Chingu

☆Uri Chingu
Choi Sora's Friends