Selasa, 21 Agustus 2012
"Joongki oppa, bagaimana kau bisa menyiapkan semua ini?" gadis itu tersenyum sangat lebar hingga semua deretan giginya terlihat jelas. Gigi taringnya membuat ia terlihat manis.
Joongki ikut tersenyum senang melihat senyum cerah gadis itu. Seakan-akan hidupnya sudah lengkap asalkan gadis itu tersenyum. "Karena hari ini adalah hari ulang tahunmu. Jadi aku menyiapkan ini," Joongki memegang salah satu dari dua buah sepeda yang ada di hadapannya.
"Tapi kan aku tidak meminta kado seperti ini," jawab gadis itu pura-pura cemberut. Sesungguhnya ia sangat menyukai kejutan yang disiapkan oleh Joongki, ia selalu ingin belajar naik sepeda.
"Siapa bilang ini kado?" belum saatnya Joongki memberikan kado ulang tahun untuk gadis itu. Ia sedang menunggu waktu yang tepat.
"Lalu?" gadis itu menelengkan kepalanya tanda ia sedang bingung.
"Ini...adalah mission untukmu!" terang Joongki.
"Mission?" ulang gadis itu masih tak mengerti. Ia memasang ekspresi yang menggemaskan.
Joongki pun berusaha mati-matian untuk tidak mencubit pipi gadis itu, "Kalau kau bisa menaiki sepeda ini dalam waktu sehari maka kau akan mendapatkan kado ulang tahunmu dariku, bgaimana?" tantang Joongki.
"Aaaa oppa~" rengek gadis itu, "oppa kan tahu aku tidak bisa naik sepeda?!"
Joongki mengangguk, "jadi...kau mau kado dariku atau tidak?"
Sejujurnya gadis itu tidak mengharapkan kado apa-apa dari Joongki, keberadaan Joongki di sisinya saja sudah membuat dunianya begitu indah. Ia tidak membutuhkan kado lain selain Joongki. Baginya, sosok Joongki adalah kakak terbaik di dunia. Joongki selalu menemaninya kemanapun, selalu memenuhi semua permintaannya, dan selalu setia menjaganya sampai kapanpun.
Gadis itu tidak punya pilihan lain selain menyanggupi tantangan dari Joongki, "tapi kau harus mengajariku oppa! Aku tidak mungkin bisa kalau sendirian."
Joongki mengacak-acak rambut gadis itu dengan gemas, "ayo!"
Joongki memegangi sepeda itu dari belakang, sementara gadis itu berusaha mengayuh pedal dengan kaku.
"Oppa ini bagaimana?" gadis itu berteriak, "aku takut jatuh, oppa...aaaaaa," ia memekik ketika sepedanya oleng.
Joongki hanya tertawa terbahak-bahak di belakang.
"Oppa pegang yang kuat! Oppa jangan tertawa saja! Apa yang lucu, oppa? Aaaa~ oppa awas jangan sampai kau lepaskan! Oppa! Oppa!"
Diam-diam, kesenangan yang tak terduga meledak-ledak dalam dada Joongki, begitu pula pada gadis itu. Mereka begitu menikmati kebersamaan itu hingga akhirnya Joongki melepaskan pegangannya pada sepeda yang dinaiki gadis itu.
"Oppa kau masih memeganginya kan?" tanya gadis itu sambil tersenyum cerah mengayuh sepedanya di sekitar taman kecil sore itu. Matahari mulai menenggelamkan dirinya di balik awan.
"Tentu saja aku masih memeganginya," tukas Joongki berbohong. Ia memerhatikan betapa senangnya wajah gadis itu bisa menaiki sepeda.
"Oppa...lihat aku sud....aaaaaaa" gadis itu berteriak ketika menoleh dan mendapati Joongki sedang berdiri melambaikan tangannya jauh di belakang bukannya malah memegangi sepeda yang sedang ia naiki. "Oppa kau melepaskan peganganmu!!!"
Joongki berteriak, "lihatlah kau sudah bisa menaiki sepeda sendiri!"
Gadis itu hanyut dalam tawa, merasa senang bukan main. Ia terus mengayuh sepedanya ke depan dengan ceria. Ini adalah ulang tahun yang indah, pikirnya.
Joongki teringat akan kado yang sudah ia siapkan untuk gadis itu, ia meraih sebuah kotak dari sakunya, kemudia segera menaiki sepedanya. Ia mengejar gadis itu. "Cherlyn-ah~" Joongki memanggil nama gadis itu, "ini kado untukmu!"
Gadis yang ternyata bernama Cherlyn itu sudah sampai di seberang jalan raya.
Joongki pun mempercepat laju sepedanya menyeberangi jalan raya. Belum setengah jalan, tiba-tiba ada truk pengangkut barang melaju dengan kencang dari arah samping. Joongki yang sudah terlanjur berada di depan truk itu pun tidak bisa menghindar. Tidak bisa dipungkiri truk itu pun menghantam Joongki dan sepedanya lumayan keras hingga Joongki terpental beberapa meter. Darah segar mengalir dari kepalanya, namun tangannya masih memegang erat kotak yang ingin ia berikan pada Cherlyn.
Cherlyn pun menoleh, "OPPAAAAAA!!!" refleks ia berteriak sekencang yang ia bisa, lantas segera turun dari sepedanya dan membuangnya ke tanah begitu saja. Senyumnya hilang tak berbekas, sekarang ia menangis dan berlari dengan sekuat tenaga menghampiri Joongki yang sedang terkapar di tengah jalan.
Tangisnya semakin meledak, "oppa! Joongki oppa! Oppa! Bangunlah oppa! Tolong! Siapa saja tolong! Oppa jangan mati! Kumohon oppa! Sadarlah oppa! Siapa saja panggil ambulance! Cepat! Joongki oppa, bangulah! Kumohon!" ia meronta-ronta, mengguncangkan tubuh Joongki yang ada dalam dekapannya. Darah segar Joongki merembes ke pakaian yang sedang Cherlyn kenakan, persetan! Ia tidak peduli dengan hal lain, saat ini yang ia pedulikan hanyalah Joongki yang terkapar tidak berdaya dengan lumuran darah yang hebat.
Dalam sekejap banyak orang mengerumi mereka, sepuluh menit kemudian ambulance pun baru datang.
Pikiran Cherlyn pun berubah kalut, ia seperti orang gila menangis dan meraung-raung memanggil nama Joongki dalam ambulance.
Sayang mereka terlambat. Joongki....sudah tak bernyawa ketika mereka sampai di rumah sakit. Yang bisa Cherlyn lakukan hanyalah menangis. Ia sungguh berharap sebentar lagi ia akan segera terbangun di pagi hari, di atas ranjangnya yang empuk. Ia berharap ini hanyalah sebuah mimpi buruk yang tidak pernah terjadi dalam kehidupan nyata. Ia tidak mau kematian Joongki sebagai kado ulang tahun. Ia tidak bisa membayangkan dunianya tanpa Joongki, mungkin ia tidak akan bisa hidup tanpa Joongki.
Cherlyn terduduk di lantai rumah penyimpanan abu yang dingin. Ia masih mengenakan hanbok warna hitam, rambutnya juga masih tetap lusuh seperti kemarin, dan ia masih tetap menangis.
Di depannya adalah kotak abu Joongki beserta foto Joongki yang sedang tersenyum ke arahnya, membuat Cherlyn begitu merindukan senyuman itu sekaligus membuatnya terisak semakin pilu.
Seorang polisi menghampiri Cherlyn, "permisi Cherlyn-ssi, ini di temukan di tempat kejadian kemarin, saya rasa benda ini adalah milik Joongki-ssi." ia menyerahkan sebuah kotak kecil yang terdapat bercak darah di atasnya.
Cherlyn menerimanya dengan lemah. Menangis semalaman membuatnya kehabisan energi, bahkan untuk sekedar bernapas pun ia terlalu rapuh.
Ia hanya menatap kotak itu nanar. "Apa ini oppa?" tanyanya pelan pada foto di hadapannya. Ia membuka kotak itu dan detik berikutnya ia terperangah. Sebuah kalung yang sangat indah. Linontil elips dengan huruf 'J' di dalamnya. Ada selembar kertas yang dilipat delapan di dalam kotak itu.
'Cherlyn-ah~ berapa umurmu sekarang? 17 tahun? Wah kau sudah semakin tua ya? Kkkkkkk~ ^^ Cherlyn-ah~ kau harus ingat, kelak kau akan menjalani hidupmu sendiri, kau akan terbang jauh menembus cakrawala, kau akan menggapai semua mimpi besarmu, membuka lembar demi lembar baru tanpa aku di sampingmu. Tapi kau tahu bahwa aku akan selalu menyayangimu, kan? Jadi...jangan kau lupakan keberadaanku Cherlyn-ah! Selamat ulang tahun, Choding-ku sayang ^^ Dari orang yang selalu menjagamu, Jo Joongki.'
Cherlyn meremas kertas itu, ia membekap mulutnya, tangisnya sungguh hebat, seluruh badannya bergetar.
"Oppa..." rintihnya pilu, "seperti yang kau katakan kau akan selalu ada, dan menjagaku dengan seluruh cintamu, tapi...kenapa? Kenapa kau meninggalkanku? Kenapa kau menginkari janjimu, oppa?" Cherlyn tahu ia tidak akan mendapatkan jawaban apa pun dari foto di hadapannya. "Oppa...kenapa kau tega memberikan kado ulang tahun yang begitu menyakitkan? Oppa, kau kakak yang kejam!" Cherlyn terlihat begitu menyedihkan, siapa saja yang melihatnya pasti akan merasa kasihan.
"Oppa, kau bilang kau tidak mau melihatku menangis kan? Kalau begitu datanglah oppa! Hapus air mataku...Joongki oppa!" mungkin kalau ada orang yang melihat Cherlyn begini akan beranggapan bahwa Cherlyn sudah gila sekarang.
Seandainya Joongki tahu bahwa Cherlyn tak ingin ia pergi meninggalkannya di dunia ini. Seandainya Joongki tahu bahwa Cherlyn selalu ingin bersamanya. Seandainya Joongki juga pergi membawanya. Seandainya ia tahu betapa menyesalnya Cherlyn. Seandainya Cherlyn bisa memutar kembali waktu maka ia tak akan pernah menyetujui tantangan Joongki, ia tak akan pernah menaiki sepeda itu hingga membuat Joongki celaka. Tiba-tiba ia dihantui pikiran buruk bahwa kematian Joongki disebabkan oleh dirinya.
Minggu, 10 Juni 2012
"Kenapa kamu masih berdiri saja di situ? Cepat bawa pakaian-pakaian ini ke tempat EXO!" perintah pria yang ternyata merupakan salah satu staff juga.
"Apa?" Cherlyn mlongo tidak tahu harus berbuat apa, ia memang staff tapi biasanya bukan ini tugasnya. Biasanya ia hanya mengecek apakah lightning untuk panggung sudah oke, apakah kameranya oke, pokoknya semua yang berhubungan dengan panggung.
"Cepatlah mereka harus segera tampil lagi!" pria itu mendorong Cherlyn begitu saja.
Mau tidak mau Cherlyn hanya bisa menurut tanpa berkata apa-apa. Akhirnya ia mendorong pakaian-pakaian itu ke ruang tunggu EXO yang berada di dekat ruang tunggu Super Junior. Tak disangka keringat dingin membasahi tengkuknya. Untung saja pintu ruang tunggu Super Junior sedang tertutup rapat, mustahil bagi Kyuhyun melihatnya. Akhirnya Cherlyn sampai juga di depan ruang tunggu EXO. Dengan hati-hati ia memutar kenop pintu tanpa mengetuk dulu. Entah bagaimana ia lupa menjatuhkan manner yang sudah dipelajarinya sejak kecil dimana? Ia tahu seharusnya ia mengetuk terlebih dahulu. Begitu ia masuk ia langsung disuguhi berbagai pasang mata yang menatapnya. "Um...ini pakaian untuk penampilan selanjutnya," ucap Cherlyn ragu. Matanya menyapu seluruh isi ruangan hingga ia melihat D.O sedang duduk di pojokan ruangan, mereka saling bertemu pandang dan entah bagaimana aliran aneh itu kembali muncul dalam dadanya.
"Hoi Cherlyn!" suara itu mengagetkan Cherlyn. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Cherlyn menoleh, mendapati Lee Teuk, Leader Super Junior sudah berdiri di belakangnya. Cherlyn hanya bisa meringis berdosa, entah dosa apa yang telah ia perbuat.
"O..Oppa, ak...aku...mengantar pakaian!" Cherlyn memperlihatkan gantungan pakaian-pakaian yang tadi ia dorong.
"Ow~ begitu?!" komentar Lee Teuk. Sementara semua member EXO hanya menatap mereka penuh minat. "Yasudah, pergilah menyapa member yang lain, Kyuhyun pasti senang bertemu denganmu!" usul Lee Teuk, tanpa memerhatikan bgaimana reaksi Cherlyn ia lalu menoleh kepada semua member EXO, "hallo anak-anak, bagaimana penampilan kalian tadi?" Lee Teuk memperlihatkan sisi ke-seniorannya kali ini.
EXO memang belum lama ini baru debut, jadi wajar kalau Lee Teuk terus memerhatikan mereka dan memberi dukungan yang besar mengingat mereka memang dibesut dari management yang sama, SMent. "Sungguh hebat!" sahut member EXO bersamaan. Namun D.O tidak nampak memerhatikan Lee Teuk, saat ini matanya hanya tertuju pada satu objek, Cherlyn. Sementara Cherlyn sendiri bingung bagaimana harus menolk ajakan Lee Teuk untuk menyapa Super Junior, menyapa Kyuhyun lebih tepatnya.
"Hyung, gadis itu siapa?" tanya Baekhyun pada Lee Teuk. "Ah ini adalah Cherlyn, dia...." Lee Teuk bingung bagaimana memperkenalkan Cherlyn, "Apa sebenarnya hubunganmu dengan Kyuhyun?" bisik Lee Teuk pada Cherlyn.
"Eh?" Apa Lee Teuk tahu tentang perasaan Cherlyn pada Kyuhyun selama ini?
Lee Teuk tertawa, "dia adalah adik kecil Super Junior," jelas Lee Teuk pada member EXO. Chanyeol mengangguk-angguk paham, "wah beruntung sekali."
"Ah oppa...maaf aku harus segera pergi," Cherlyn buru-buru permisi sebelum semuanya terlambat. Terlambat! Kyuhyun berdiri di ambang pintu, sebetulnya ia ingin menemui Suho, Leader Exo-K. Ia sama sekali tidak tahu bahwa Cherlyn ada di sini.
"Oh~ Kyuhyun hyung!" ujar Suho riang. Sementara Cherlyn hanya terpaku pada tempatnya berdiri di sebelah Lee Teuk. Ia menggigit bibir bawahnya, gugup.
"Cherlyn-ssi~ kau ada di sini?" tanya Kyuhyun.
Cherlyn tidak berani menatap Kyuhyun, hanya mendukkan kepala, "permisi" lalu pergi menyelonong, melewati tubuh Kyuhyun di ambang pintu.
"Cher~" panggil Kyuhyun nyaris seperti bisikan ketika Cherlyn melewatinya.
Waktu itu Cherlyn begitu kaget ketika sebuah nomor tak dikenal meneleponnya.
"Yeobosyo...iya aku Cherlyn. Ini siapa?"
"Aku D.O member EXO K," ujar suara di seberang sana.
"Apa?" Cherlyn mlongo tidak percaya pada pendengarannya.
"Kau pasti bingung dari mana aku bisa mendapat nomor teleponmu, kan? Aku dapat dari Lee Teuk sunbae." jelas D.O.
Cherlyn bingung harus berkata apa. Kenapa D.O tiba-tiba meneleponnya? Apakah ia mau minta pertanggungjawaban atas kejadian jatuhnya lightning itu? Apa D.O marah padanya dan ingin menuntut balas? Ah tidak mungkin! Tapi kenapa D.O bisa nekat meneleponnya?
"Ah begitu...umm...aku minta maaf D.O-ssi! Atas kejadian itu...kau tahu kan? Umm...aku sungguh sangat menyesal," kata Cherlyn tulus.
"Aku tahu, Lee Teuk sunbae sudah cerita." suara D.O di ujung sana terdengar begitu menenangkan jiwa. Suaranya memang indah!
"Begitu? Apa kau terluka? Kau baik-baik saja?" tanya Cherlyn masih dengan nada khawatir.
"Tenang saja Cherlyn-ssi! Aku tidak terluka dan aku baik-baik saja! Sungguh aku lelah menjawab pertanyaan yang itu-itu saja sejak tadi." terdengar D.O sedikit tertawa singkat dari ujung sana.
Diam-diam dalam hati Cherlyn bersyukur D.O masih bisa tertawa.
"Jadi...kenapa kau tiba-tiba meneleponku?" tanya Cherlyn pada akhirnya.
"Umm..itu...aku ingin bertanggungjawab atas kejadian pemecatanmu," tukas D.O membuat Cherlyn terperanjat.
"Bagaimana kau bisa tahu aku dipecat?"
"Lee Teuk sunbae yang bilang."
"Itu bukan salahmu, D.O-ssi! Justru aku yang sepatutnya merasa bersalah padamu," kata Cherlyn jujur.
"Karena itu...kita berdua sama-sama merasa bersalah!" D.O memberi jeda sebentar, "Bagaimana kalau kita berdua saling bertanggungjawab?"
"Caranya?" Cherlyn sedikit bingung kemana sebenarnya arah pembicaraan ini.
"Aku akan mengusahakan agar kau mendapat pekerjaan lagi, tapi bukan di tempatmu yang dulu. Melainkan di tempat kami, sebagai cordy baru EXO K, bagaimana kau setuju?" tawar D.O.
Cherlyn lagi-lagi dibuat mlongo oleh ucapan D.O, "apa kau bilang?"
"Apa aku harus mengulanginya lagi? Katakan saja kau setuju atau tidak?"
"Umm....aku..." Cherlyn bingung harus bilang iya atau tidak, ia harus memikirkannya matang-matang terlebih dahulu.
"Tidak akan ada ruginya untukmu! Kau mau mendapatkan pekerjaan baru, kan? Aku benar-benar merasa tidak enak hati karena kau dipecat Cherlyn-ssi," sekali lagi D.O menawarkan, "jadi iya atau tidak?"
"Tentu saja aku tidak mau menjadi pengangguran, tapi...beri aku waktu untuk berpikir terlebih dahulu D.O-ssi!" pinta Cherlyn memelas.
"Baiklah! Kuhubungi lagi besok, pikirkan hal ini baik-baik Cherlyn-ssi! Kita bisa saling bertanggungjawab dengan cara ini," D.O menutup sambungannya terlebih dahulu.
Cherlyn pun merasakan kepalanya berdenyut.
Dan sekarang Cherlyn sudah benar-benar menerima tawaran D.O kepadanya. Sekarang ia adalah cordy EXO K, dan entah kenapa ia menyukai pekerjaan barunya itu.
Rabu, 07 Maret 2012
Kopi pertama pagi ini. Manis, tertutup pahit. Seperti dua orang yang berpura-pura tidak saling cinta, karena bosan dan kecewa.
Kopi pertama pagi ini. Manis di awal, lalu pahit hingga habis. Seperti seseorang yang dibuat jatuh cinta, lalu tiba-tiba ditinggalkan.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan harum. Seperti kenangan lama yang tak sengaja mampir.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap,
dan harum. Seperti rasa penasaran
yang terlalu cepat selesai.
Kopi pertama hari ini. Pahit, gelap, dan terpendam. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama saling bosan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, kental, dan harum. Seperti rindu yang tidak kunjung selesai.
Kopi pertama hari ini. Manis,
membekas, bikin deg-degan. Seperti dua orang yang saling menemukan, satu sama lain.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, gelap,
pekat. Seperti dosa yang ditutupi
dengan rapi.
Kopi pertama pagi ini. Hangat, pekat, tenang. Seperti dua orang kesepian yang saling meramaikan.
Kopi pertama pagi ini. Hitam senyap, tak bersisa. Seperti cahaya
terakhir dari sebuah supernova.
Kopi pertama pagi ini. Hitam, pahit, dan penuh ampas. Seperti penolakan yang tidak tega untuk disampaikan.
Kopi pertama hari ini. Hitam, pahit,
membekas. Seperti bayangan masa
lalu yang tidak cukup buram untuk
diabaikan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, manis, hangat. Seperti dua orang yang bertemu di saat yg salah, lalu saling melewatkan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, hangat. Seperti tidak sengaja melamunkanmu di tengah
perjalanan.
Kopi pertama pagi ini. Manis, hangat, pekat. Seperti cinta yang tumbuh tanpa permisi.
Kopi pertama pagi ini. Manis, pahit,
hangat. Seperti rindu yang tercecer di
jalan pulang dari rumahmu.
Kopi pertama hari ini. Manis, kental, harum. Seperti cinta yang semakin ditahan, semakin sengit.
Kopi pertama pagi ini. Manis,
hangat, pekat. Seperti dua orang yang garis hidupnya bersinggungan, oleh sebuah kebetulan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, hambar, penuh ampas. Seperti pasangan yang sudah tidak cocok tapi memaksa untuk cocok, karena takut sendirian lagi.
Kopi pertama pagi ini. Manis, harum, senyap. Seperti dua orang yang saling menunggu kata cinta, tapi tidak ada yang berani mengucapkan.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat,
penuh ampas. Seperti jatuh cinta tapi tak dianggap.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, pekat,
bersisa. Seperti ditinggalkan
seseorang, tanpa kata maaf.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tersamar manis. Seperti seseorang yang kesulitan membedakan jatuh cinta dengan rasa penasaran.
Kopi pertama pagi ini. Pahit, tanpa
rasa lain. Seperti seseorang yang
menghabiskan masa mudanya
mencintai orang yang salah.
Kopi pertama pagi ini. Manis, terlalu cepat dingin. Seperti dua orang yang mulai saling kenal, lalu salah satu mundur di tengah jalan.
Kopi pertama pagi ini. Tumpah.
Seperti rindu yang terlalu rewel.
Kopi pertama pagi ini. Manis setelah diaduk. Seperti cinta yang tersembunyi, di orang yang tidak pernah disangka-sangka.
Cr : Raditya dika
Sabtu, 04 Februari 2012
That guy...the half middle east half irish-british BEST FRIEND of mine, was waiting on a bus stop...for me, obviously his best friend! :)))
I can tell it was such a bright morning.
He wore that jacket and jeans perfectly which made him looked even more FIT than any other outfits he ever worn. Seriously, i got my heart beated so fast like a G6 as i walked closer to him. He stood up, and to be honest i really couldn't stand on the way his beautiful hazle eyes stare at me. Oh My Gosh, can You take me now? I'm dying to see that most beautiful eyes of him.
Ok stay cool! He's my best friend even since i was eight! I can't ruin our friendship, and i totally don't want! :(
I was walking on my pajama, believe me i had reason for that! He's smiling and handing me over another jacket he brought from home.
"Here!"
"Thanks, Zayn!" i couldn't imagine what would i do without him by my side.
"You looked pathetic," he teased me. "Ok, with this stupid pink pajama on? Well i do look pathetic now!" i sighed a bit.
"I'm sorry about your house," Zayn said.
"Oh, you know?!" i kinda surprised.
"Yeah, Jessica texted all the students on Sophomore class."
Not that girl again....oh please!!
"Wow! That was so....bitchi!" i was frustrated.
"Hey what's this?" my hand touched something, i pulled something out from the right pocket of jacket i was wearing. A little present. I opened the little box.
"Happy Birthday?" Zayn said.
"It's beautiful, Zayn." i saw a necklace. A half of heart sign with 'BF' written on it, "where's the another half?" i asked.
Zayn also pulled out something from his pocket. It was another half heart sign on his key chein. And 'F' was written on it.
Zayn put mine and his together.
"Best Friend Forever," i said. It was quit touching i swear, "oh Zayn, that's sweet!"
"Do you like it?"
"I love it! It's the best thing that happened to me all day!"
I tied my hair up with my hands and Zayn put the necklace on my neck.
"Not bad, huh?" he asked.
"Yes! Umm...no," i pouted as i remembered how bad was this morning started. Wasps are all around my house and everything was so messed up, i meant it's my birthday!!! I even planned my sweet seventeen party, now where am i supposed to hold it?
"This is the worst birthday on history birthdays!" i said that quit laud, and i....not really sure that Zayn was about to hold my hand, but then...he just didn't! I didn't know, probably he was trying to calm me.
But the bus was coming!
"Hey let's go!"
******
Kamis, 02 Februari 2012
Beberapa jam terakhir ini Sora terus-terusan memainkan lagu yang sama di iPod kesayangannya. Lagi. Lagi. Dan lagi. Ia memutar Beyoncé Broken-hearted Girl tanpa henti.
"You're the only one I wish I could
forget. The only one I love to not forgive. And though you break my heart. You're the only one. And though there are times when I
hate you 'cause I can' t erase the times that you hurt me and put
tears on my face. And even now while I hate you it pains me to say, I know I'll be there at the end of the day. I don't wanna be without you babe. I don't wanna a broken heart. Don't wanna to take breath without you babe. I don't wanna to play that part"
Setiap orang bisa melihat dengan jelas bahwa Sora sedang dalam keadaan yang biasa disebut patah hati. Sekarang pertanyaannya adalah, kenapa Sora bisa mengalami keadaan semacam itu?
Jawabannya hanya ada pada satu orang di dunia ini. Cho Kyuhyun.
Menyebut nama orang satu itu saja sudah membuat Sora ingin memotong urat nadi di pergelangan tangannya, sungguh!
Setiap penggemar Super Junior tentunya tahu bahwa member termuda Super Junior itu baru saja mengikuti acara blind-date bersama aktris Yeon Joo sekaligus acara We Got Married versi China bersama seorang aktris Shanghai yang-entah-siapa-namanya Sora sama sekali tidak ingin mengingatnya.
Tiba-tiba Sora mengganti lagu di iPodnya menjadi lagu Adele Someone Like You.
"I heard that you're settled down. That you found a girl and you're married now. I heard that your dreams came true. Guess she gave you things I didn't give to you."
Arrrrr~ Sora merasa kepalanya ingin meledak detik itu juga, kenapa lagu-lagu yang ia putar bisa begitu menyindir kehidupan percintaannya yang masih dalam tahap pemula itu? Heran!
Ia pun kini beralih ke dalam kamarnya, meninggalkan iPod kesayangannya di ruang tamu dekat jendela raksasa yng langsung menyuguhkan keindahan pemandangan di luar rumah.
Ia berdiri di depan cermin, "aku tahu aku memang tidak secantik gadis-gadis itu, lalu kenapa?" tak sengaja ia melirik kalender yang terpasang di dinding dari pantulan cermin di hadapannya.
"Cish~ sepertinya orang sepertiku memng tidak berjodoh dengan bulan Februari," Sora mencebik kesal. Sekarang adalah tanggal satu Februari 2012. Besok adalah hari ulang tahun seorang wanita yang paling tidak ingin Sora ingat-ingat. Siapa lagi kalau bukan Song Qien alias Victoria si leader girlband f(x) besutan SMentertainment, dimana Super Junior juga bernaung di bawahnya.
"Kenapa alam semesta seakan-akan menakdirkan garis hidup mereka saling bersinggungan?" Sora sadar benar bahwa tepat sehari setelah ulang tahun Victoria merupakan ulang tahun seorang pria yang akan sangat teramat sukar untuk dilupakan, Kyuhyun tentu saja.
"3 Februari 2012, apa yang harus aku lakukan?" Sora mendesah dan mengacak-acak rambutnya, merasa buntu dan tertekan.
"Jangan harap kau akan mendapat kado dariku! Jangankan kado, ucapan selamat ulang tahun pun tidak!" Sora menjerit dalam hati, "TIDAK! Tidak akan berhasil!"
Ia yakin 99,9% bahwa hatinya tidak akan mengikuti perkataan akal sehatnya, ia hanya akan berakhir di hadapan Kyuhyun menyanyikan lagu ulang tahun dengan suara sumbangnya. Setidaknya itulah yang sekarang ada dalam khayalan Sora.
"Ahhhh~ TIDAK!!"
Ia menghempaskan tubuhnya ke atas kasur dengan frustasi. Tiba-tiba iPhone kepunyaannya bergetar pelan, berarti ada notification untuknya.
Sebuah pesan singkat.
From : 한시교
Ahahahaha~ kau tahu? Tidak? Hari ini si Monyet Blonde memakai outfit yang sangat aneh di airport >< semoga mereka mendarat di Taiwan dengan selamat! Pesawat Hello Kitty itu lucu! 귀엽다~ ^ ^ ㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋㅋ
Sora mulai mengingat-ingat, kenapa Shi Kyo mengiriminya pesan semacam itu.
.
.
.
.
Benar! Super Show 4 Taiwan! Super Junior akan mengadakan konser selama 4 hari di Taiwan, dan itu berarti Kyuhyun akan melewati ulang tahunnya yang ke-24 di sana, di negara asal Victoria. "TIDAK!"
Sora makin depresi.
Menurut kabar yang ia dapat, Kyuhyun, Sungmin, Ryeowook, dan Shindong akan terbang ke Taiwan esok hari. Tapi kenapa?
Satu-satunya hal masuk akal yang berhasil masuk ke dalam benak Sora adalah, KYUHYUN INGIN MERAYAKAN ULANG TAHUN VICTORIA!!!!! Щ(ºДºщ)
Sora benar-benar kalap dan tidak bisa berpikir jernih sekarang. Terlalu banyak hal yang mengusik batin dan kejiwaannya akhir-akhir ini.
Ia memilih untuk segera tidur, berharap ia bisa amnesia dadakan dan melupakan segalanya.
"Besok ketika kau terbangun, semuanya akan kembali normal, Sora-ya!" ia berusaha menanamkan sugesti di dalam kepalanya.
*****
Di tempat lain...
Kyuhyun sedang sibuk memandangi layar ponselnya dengan tatapan blank. Entahlah bagaimana hal semacam ini bisa dikatakan suatu kesibukan? ╮(╯_╰")╭
Sungmin menatap room-mate-nya itu dengan prihatin. Setiap penghuni dorm Super Junior ini pasti tahu betul siapa orang yang bisa membuat magnae mereka itu bertingkah begitu bodohㅡyang bukan merupakan tabiatnya.
"Kenapa kau tidak menelponnya?" tanya Sungmin pada akhirnya.
"Apakah timing-nya tepat, hyung?" jawab Khuhyun dengan pertanyaan.
"Apa maksudmu?" tanya Sungmin gemas, "paling tidak kabari dia kalau kita akan pergi ke Taiwan besok!"
"Besok," Kyuhyun seakan berpikir, "mungkin ia sedang bersedih sekarang." Kyuhyun sedikit murung.
"Kenapa? Karena kau akan melalui ulang tahunmu di Taiwan bukannya di sini bersamanya?" Sungmin tak mengerti.
"Entahlah! Perasaanku tidak enak! Semenjak acara WGM Lee Teuk hyung episode 16 tayang sabtu lalu, ia sama sekali tak menghubungiku," Kyuhyun beralih pada laptopnya, ia membuka sebuah aplikasi internet kemudian mengunjungi account twitternya.
Sign in as @GaemGyu.
Ia membuka account twitter kepunyaan Sora.
"Astaga! Apa dia cemburu?" Sungmin jadi merasa begitu ingin tahu. "Bagaimana mungkin kalian tidak keep in touch satu sama lain sejak kemarin sabtu? Kalian sepasang kekasih, kan?"
"Entah hyung! Aku sendiri juga bertanya-tanya," Kyuhyun menggeleng lemas.
Sungguh tragis, Kyuhyun benar-benar tidak mengerti bagaimana seharusnya ia bertindak di saat seperti ini.
"Kyuhyun-ah, hubungi dia! Ajak dia bertemu lalu jelaskan semuanya! Sebelum semuanya terlambat," Sungmin menyarankan.
Sementara Kyuhyun hanya diam saja, matanya terus terpanjer pada layar laptop ASUS kepunyaannya.
@Grandhonggg : D-3 what should i do?
@Grandhonggg : Seandainya aku bisa memasak pasti aku akan membuatkannya 9chupbansang untuk ulang tahunnya ㅜㅠ
@Grandhonggg : Tomorrow's Vic's birthday >< 설마아아아아~ ㅠ.ㅠ
@Grandhonggg : #nowplaying Beyoncé ㅡ Broken-hearted Girl ㅜㅠ 전아픈사람이에요~
@Grandhonggg : 규아저씨가나쁜남자요~ :p don't you dare to ask me any present for your birthday! Go ask Song Qien or Yeon Joo or that woman you met in Shanghai!!!
@Grandhonggg : Apalah gunanya wanita yang tidak bisa memasak? Bahkan mematikan kompor saja tak becus X(
@Grandhonggg : @jungsungha do you have free time tomorrow? I need to talk to you in person! URGENT!!
Kyuhyun sedikit terperanjat, siapa itu Jung Sungha? Kenapa Sora ingin menemuinya? Kenapa? Kenapa ia tidak menghubunginya sama sekali? Kenapa? Terlalu banyak kenapa ini-kenapa itu memenuhi rongga otaknya.
Dari status twitter Sora, nampaknya ia sedang memang sedang marah pada Kyuhyun. Dan hal itu tidak hanya karena satu sebab saja, melainkan karena beberapa sebab.
Kyuhyun bingung apa yang harus ia perbuat.
Apa mungkin saran Sungmin tadi patut untuk dicoba? Haruskah Kyuhyun menekan seluruh egonya kali ini?
*****
Jumat, 20 Januari 2012
After MAMA in Singapore, GDA in Japan, finally...it's time for SMA in Korea :') i'm feeling so proud of Super Junior and ELFs ♡♥♡♥♡♥ i think it's a great start of 2012 :D
☆Created Couples

Chocolates♥Chronicles♥Miracles
☆Chronicles Couple

Choi Siwon ♥ Cho Kyu Hyun
☆Other Couples

another world of Choi Sora's life
☆Uri Chingu

Choi Sora's Friends